FOLLOW ME

About Me

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Powered By Blogger

Entri Populer

Kamis, 20 Agustus 2015

Tokoh Terkenal Seniman Tari Indonesia

tari
Seniman adalah orang yang berkecimpung di dunia seni dan dalam banyak dari mereka menciptakan / menghasilkan suatu karya . Banyak para seniman di indonesia yang karyanya di kenal hingga sekarang walaupun banyak dari seniman sudah meninggal . Di sini saya akan berbagi dari seniman tari indonesia yang seni tarinya masih di pentaskan hingga sekarang . Mari kita kenal seniman-seniman tari di indonesia
1. WIWIK WIDIASTUTIK Seorang pinata tari dari jakarta yang aslinya dari yogyakarta ini tidak diragukan lagi . Sebagai pinata tari beliau selalu menggali dan mengembangkan budaya betawi . Karyanya antara lain sebagai berikut :
- Tari Ronggeng blantek
- Tari Ngarojeng
- Tari Topeng
- Tari Kembang Lambangsari

2. TJE TJE SUMATRI Seorang pinata tari dari jabar ( jawa barat ) telah berhasil membakukan gerak gerik tari sunda , dengan gerak yang beliau bakukan motif gerak tari sunda menjadi lebih teratur . Dan karya tarinya sebagai berikut :
- Tari Lenyepan
- Tari Sulintang
- Tari Srekar Putr
- Tari Kandangan
- Tari Topeng Keang
- Tari Anjasmara

3. GUGUN GUMBIRA Seorang pinata tari yang juga berasal dari jawa barat ini mengembangkan tarik rakyat ketuk tilu menjadi sebuah tontonan yang menarik yaitu tari Jaipongan . Bahkan tari ini sampai di kenal hingga ke mancanegara . Beliau juga mempunyai sanggar tari yaitu Sanggar tari jugala yang di khususkan untuk membuat tari-tarian jaipongan . Karyanya antara lain :
- Tari Daunpulus
- Tari Serat Salira
- Tari Kameutmeut

4. BAGONG KUSUDIARJO Beliau merupakan seorang pelukis dan juga pinata tari dari yogyakarta yang sudah terkenal . Bahkan karyanya telah menyebar keseluruh pelosok nusantara . Tari ini di sukai karena beragam dan berlatar belakang tradisi dari budaya-budaya diseluruh indonesia . Ini adalah karya tarinya :
- Tari Tani
- Tari Batik
- Tari Wira Pertiwi
- Tari Reog
- Tari Keris
- Tari Bhayangkari

5. R.L SASMITA MARDAWA seorang seniman tari yang juga berasal dari yogyakarta ini mengembangkan tari bergaya klasik . Karya karnyanya antara lain :
- Tari Sari Kusuma
- Tari Golek Ayun-Ayun
- Tari Golek Kenyo Tinembe
- Tari Serimpi
- Tari Beksan menar Umar maya Umar madi
- Tari Beksa Menak Kelaswara Adaninggar


6. S.MARIDI Seorang seniman tari dari surakarta yang karya-karyanya menggunakan gerak tradisional khususnya yang bergaya dari surakarta itu sendiri . Dan karya-karnya sebagai berikut :
- Tari Merak Subal
- Tari Bondan Tani
- Tari Gambyang Pareanom
- Tari Eko Prawira
- Tari Pejuang

7. I WAYAN DIBIG Seorang yang sudah ahli di bidang seni tari yang banyak mengembangkan tari-tarian yang berciri kebudayaan bali ada 2 tari yang telah di kembangkan antara lain
- Tari Manuk Rawa
- Tari Jaran Teji

sumber : http://zhesa.heck.in/tokoh-terkenal-seniman-tari-indonesia.xhtml

10 Tokoh Pelukis Dalam Negeri dan Luar Negeri

10 Tokoh Pelukis Dalam Negeri dan Luar Negeri

1. AFFANDI KOESOEMA
afandi
  Nama lengkap: Affandi Koesoema
  Nama panggilan: Affandi
  Tempat dan Tanggal lahir: Cirebon, 23 Mei 1904
  PEKERJAAN : Pelukis
  Pendidikan:HIS, MULO, dan tamat di AMS
  Bidang yang ditekuni: Karya Lukis
Affandi Koesoema adalah seorang pelukis yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis Indonesia, mungkin pelukis Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional, berkat gaya ekspresionisnya yang khas. Pada tahun 1950-an ia banyak mengadakan pameran tunggal diIndia, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat. Pelukis yang produktif, Affandi telah melukis lebih dari dua ribu lukisan.
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung.
Bakat melukis yang menonjol pada diri Affandi pernah menorehkan cerita menarik dalam kehidupannya. Suatu saat, dia pernah mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan, India, suatu akademi yang didirikan oleh Rabindranath Tagore. Ketika telah tiba di India, dia ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India.
Museum Affandi diresmikan oleh Fuad Hasan . Museum ini didirikan tahun 1973 di atas tanah yang menjadi tempat tinggalnya. Saat ini, terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di Museum Affandi, dan 300-an di antaranya adalah karya Affandi. Lukisan – lukisan tersebut tidak dijual karena itu adlah karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal kariernya hingga selesai .
Contoh hasil karya-karya afandi
dgf
fd
2. WAKIDI
df
Pelukis lokal generasi Indie Mooi, lahir di Semarang (Jawa Tengah) 1887 dan meninggal di Padang (Sumatera Barat) 1983. Meski berdarah Jawa (orang tuanya berasal dari Semarang, tapi kemudian bekerja di Plaju), ia dikenal sebagai pelukis dengan tema-tema tentang panorama dan kehidupan Sumatera Barat. Tahun 1903, ia dikirim ke Bukit Tinggi untuk belajar ke Sekolah Raja yang merupakan sekolah pelatihan guru di Sumatera pada saat itu. Di sana bakat artistiknya diketahui oleh seorang guru Belanda, dan ia diberi kesempatan untuk pergi ke Semarang, tempat ia mempelajari seni lukis dengan pelukis Belanda Van Dijk. Dari pelukis inilah, tertanam jiwa naturalis pada WAKIDI.
Selama hidupnya ia mengajar banyak murid, walaupun sedikit yang telah mengikuti gaya naturalistisnya. Selama pernikahannya yang pertama, mempunyai banyak anak dan setelah kematian isteri yang pertama sekitar 1952, ia menikah kembali dengan seorang wanita yang jauh lebih muda yang dengannya ia mempunyai dua orang anak. Ia melanjutkan mengajar seni di Bukit Tinggi pada akhir 1950-an serta melukis pada waktu-waktu senggangnya. Ia hidup tenang, jauh dari arus utama kehidupan seni rupa; ia mencintai musik dan biasa memainkan biola. Dikenal juga sebagai pendidik, ketika mengajar di INS Kayu tanam, ia menjadi guru tokoh nasional Mohammad Hatta dan Jendral A.H. Nasution. Penerima Anugerah Seni RI 1983.
3. Wahdi Sumatra
Pelukis natura lis, lahir di Bandung, Oktober 1917. Sejak di bangku kelas tiga HIS, telah gemar menggambar. Tamat HIS tahun 1935, mendapat bimbingan dari pelukis Abdullah Suriosubroto, ayah pelukis Basuki Abdullah selama beberapa bulan karena dorongan Dr. Kadmirah yang melihat bakat yang dimilikinya. Kemudian ia mengembangkan bakat itu dengan berlatih bersama-sama dengan pelukis Affandi yang ketika tinggal di Gang Wangsareja, Bandung. Selain Affandi pelukis lain yang sering melukis bersama pada waktu itu ialah Barli Sasmitawinata, Sudarso dan Hendra Gunawan. Tahun 1964, ketika Bandung diduduki Belanda, Wahdi mengungsi ke Sumedang, kembali tahun 1951. Selama dalam pengungsian ia tidak melukis sama sekali. Setiba di Bandung ia menggabungkan diri dengan Himpunan Pelukis Bandung St. Lucas Gilde yang dipimpin oleh dokter berkebangsaan Austria. Anggota lainnya yang pribumi ialah Barli, Kerton Sujana, Rudiyat, dan Suwaryono (Soewarjono). Perkumpulan itu secara tetap setiap tah un menyelenggarakan pameran, paling tidak dua kali, biasanya di Gedung YPK. Karena kesulitan hidup sebagai pelukis, Wahdi sempat melamar menjadi guru Sekolah Rakyat dan diterima, tetapi hanya bertahan selama dua tahun. Ia kemudian membuka toko mebel ‘Sri Tunggal’ di Cicadas. Perusahaan itu berkembang dengan baik, sehingga ia mampu membeli sebidang tanah di Kiaracondong yang kemudian dijadikan ‘Sanggar Sangkuriang’.
Tahun 1975 ia bersama Affandi, Barli, dan Sudarso mengadakan pameran bersama di TIM dengan sponsor DIU. Tahun 1976 ia mengadakan pameran tunggal atas sponsor Ajip Rosidi di Balai Budaya Jakarta. Tahun 1977 mengadakan pameran tunggal di TIM atas Sponsor DKJ. Tahun 1975 setelah selesai mengadakan pameran bersama, ia meresmikan ‘Sanggar Sangkurian’. Tahun 1979, atas usaha Ramadhan K.H., Wahdi sempat melawat ke Eropa, yang dijadikan kesempatan olehnya untuk melihat-lihat lukisan klasik dalam museum-museum.
4. Chusin Setiadikara
chusin
Chusin Setiadakara, salah satu seniman lukis senior yang dimiliki Indonesia ini sedang menyelenggarakan Pameran Tunggal pertamanya di Tahun 2011, dengan diberi judul ‘Chusin’s Realistic Painting, A Thesis’, pameran ini seperti seakan memberikan suatu tema pembahasan berskala besar yang berhubungan dengan Chusin dan gaya realis lukisan yang menjadi ciri khas dirinya.
Seperti yang kita ketahui, Chusin Setiadikara terkenal dengan gaya lukisan realisnya dan pendekatan fotografis, yang artinya setiap model lukisan yang dib uatnya pertama kali dihasilkan melalui media foto dan baru dituangkan ke atas kanvas dengan menggunakan media Charcoal serta Cat Minyak, hasilnya adalah suatu ciri khas Chusin dimana dalam beberapa lukisannya terasa seperti sebuah kolase, ia menggabungkan drawing charcoalnya dengan lukisan cat minyak, beberapa objek terkadang dijadikan satu seperti membawa
pesan terselubung akan arti yang ingin di sampaikan.
Situs Taman Ismali Marzuki dalam profil Chusin Setiadikara mengatakan “Bagi Chusin, melukis dengan pendekatan realisme fotografis bukanlah sekedar menyalin kenyataan ke atas kanvas, akan tetapi gaya realisme fotografis tersebut juga dianggapnya sebagai idiom. Selain itu, Chusin juga menggunakan pendekatan yang bukan sekedar material.”
Seniman yang lahir pada tahun 1949 di Bandung Jawa barat ini dalam setiap lukisannya sering sekali menjadikan Pasar Kintamani yang berada di Bali menjadi Subject matter lukisannya, setelah sebelumnya tinggal menetap di Bandung, pada tahun 1987 ia pindah dan kemudian menetap tinggal di Bali, hal tersebut dilakukan karena ia merasa gelisah karena proses kreatif dirinya sebagai seorang pelukis tidak berjalan kemana-m ana, setelah pindah ke Bali, barulah ia kembali mengevaluasi dirinya sebagai seorang pelukis.
Pameran yang di selenggarakan di Galeri Nasional Indonesia sampai tanggal 25 Maret 2011 ini menurut saya merupakan pameran yang wajib di datangi oleh penggemar Seni Rupa Indonesia, selain di dukung kuratorial oleh Jim Supangkat, bisa dibilang Pameran ‘Chusin’s Realistic Painting, A Thesis’ ini bukan sembarang pameran, karena apa yang di Sajikan oleh Pameran Tunggal Chusin ini bukan sekedar pameran lukisan yang menampilkan karya seorang seniman lukis senior Indonesia, tapi juga merupakan sebuah manifesto dari seorang Chusin Setiadakara akan karir berkaryanya sebagai seorang pelukis realis.
Contoh hasil karya Chusin:
fjdf
cats
5. Pablo Picasso
pablo
Pablo Ruiz Picasso (lahir 25 Oktober 1881 – meninggal 8 April 1973 pada umur 91 tahun) adalah seorang seniman yang terkenal dalamaliran kubismedan dikenal sebagai pelukis revolusioner pada abad ke-20. Jenius seni yang cakap membuat patung, grafis, keramik, kostum penari balet sampai tata panggung. Lahir di Malaga, Spanyol 25 Oktober 1881 dengan nama lengkap Pablo (or El Pablito) Diego José Santiago Francisco de Paula Juan Nepomuceno Crispín Crispiniano de los Remedios Cipriano de la Santísima Trinidad Ruiz Blasco y Picasso López. Ayahnya bernama Josse Ruiz Blasco, seorang profesor seni dan ibunya bernama Maria Picasso Lopez.
– Pendidikan
Picasso memiliki sifat yang selalu ingin belajar. Perbedaan kota atau negara bukan suatu halangan untuk memperoleh beragam ilmu. Di usia 14 tahun, ia lulus ujian masuk School of Fine Arts di Barcelona dan dua tahun pindah ke Madrid untuk belajar di Royal Academy. Tak lama kemudian dia kembali lagi ke Barcelona dan bergabung di Els Quatre Gats, te mpat para penyair, artis dan kritikus untuk tukar menukar ide yang didapat dari luar Spanyol. Pada usia 23 tahun, Picasso pindah ke Paris, kota pusat seni dunia pada masa itu.
Picasso menghasilkan 20.000 karya dalam hidupnya. Yang menarik, Picasso sering berganti gaya lukisan. Ini bisa terjadi karena Picasso memiliki banyak teman. Seperti dari gaya lukisan biru dan merah jambu (karena lukisan didominasi warna biru dan merah jambu) berubah drastis ke gaya kubisme, akibat pengaruh pertemanannya dengan Georges Braque
– Inspirasi dari Kenyataan Hidup
inspirasiPicasso adalah seniman yang melankolis, berkepribadian kuat, egoisdan hidupnya sangat bebas. Tak heran, karya karyanya banyak mencerminkan kepribadiannnya itu. kepribadiannya yang kuat, egois dan bebas, banyak terlihat dari karya seninya yang berkesan kontroversial dan sangat ekspresif, beda dari yang pernah ada sebelumnya. Di sisi lain, kemelankolisan Picasso terungkap dari sifatnya yang sangat sensitif serta rinci dalam menilai suatu kenyataan hidup. Ia sanggup membuat kenyataan hidup itu sebagai sumbe r inspirasi karyanya. Misalnya, burung merpati, simbol perdamaian dunia, ternyata juga merupakan rancangannya. Picasso menyelesaikan seni grafis itu setelah terisnpirasi oleh burungMelanesia, pemberian Henri Matisse.
Lebih unik lagi, Picasso juga menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi. Konon, setiap wanita memberikan inspirasi berbeda baginya. Misalnya dari kekasihnya, Marie-Terese Walter, ia menghasilkan karyaLa Reve (mimpi) yang laku terjual 48.402.500 dolar AS. Dari kekasihnya yang lain, Eva Gouel, terlahir lukisan Femme Assise Dans Un Fauteuil, yang termasuk salah satu adikarya gaya kubistis. Tak heran jika Picasso sampai dijuluki Don Juan (playboy). Selain berganti-ganti kekasih, ia juga telah menikah beberapa kali, antara lain dengan Fernande Olivier, Marchelle Thumbert, Olga Kohklova dan Jaqueline Roque.
6. Leonardo da Vincy
davincyLeonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan seb agai arketipe “manusia renaisans” dan sebagaijeniusuniversal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, sepertiJamuan Terakhir dan Mona Lisa
Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci.
Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.downloadHasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untukPaus Leo X di Roma
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalahMona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.
Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.
contoh hasil karya Davincy
Leonardo da Vinci - Mona Lisa
Leonardo da Vinci - Virgin and Child St. Anne
Leonardo da Vinci - Virgin of the Rocks with Halos
7. Van Googh
van goghVi ncent Willem van Gogh (ucapan Belanda: [vɪnˈsɛnt vɑnˈxɔx](bantuan•info)) (30 Maret 1853 – 29 Juli 1890) adalah pelukispasca-impresionisBelanda. Lukisan-lukisan dan gambar-gambarnya termasuk karya seni yang terbaik, paling terkenal, dan paling mahal di dunia. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa.
Pada masa mudanya Van Gogh bekerja pada sebuah perusahaan penjual karya seni, dan setelah beberapa waktu bekerja sebagai guru, ia melayani sebagai misionaris yang bekerja di wilayah pertambangan yang sangat miskin. Ia baru menjadi seniman pada tahun 1880. Mulanya karya-karyanya menggunakan warna-warna yang suram. Baru ketika di Paris ia berjumpa dengan impresionisme dan neo-impresionisme yang warna-warnanya yang lebih cerah dan gaya lukisannya dikembangkannya menjadi sebuah gaya yang unik dan mudah dikenali. Gaya lukisannya ini mencapai tingkat perkembangannya yang penuh ketika ia tinggal di Arles,Perancis.
Awalnya mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan gaya impresionisme. Namun ketidakpuasan terhadap pengekangan ekspresi seni oleh pakem impresionisme mem buat ia beralih pada gayaekspresionisme.
Vincent Van gogh didiagnosa menderita epilepsi yang cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berbeda yang merawatnya. Van Gogh juga pernah memotong telinganya sendiri.
Pada akhir hidupnya, ia merasa dirinya menjadi gila dan akhirnya menghabiskan sisa hidup di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole di Saint-Rémy-de-Provence, Perancis. Di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole, dia tetap melukis.
8.Salvador Davi
salvadorSalvador Felip Jacint Dalí Domènech (11 Mei 1904 – 23 Januari 1989) adalah salah satupelukis terpenting dari Spanyol. Ia dikenal lewat karya-karyanya yang surealis. Hasil karya dikenal karena kombinasi mimpi aneh (bizzare) dengan draftmanship dan keahlian menggambar yang luar biasa dipengaruhi oleh master Renaissance. Dali seorang artis dengan talenta dan imaginasi yang besar. Dia mengakui bahwa dia mencintai melakukan hal yang tidak biasa untuk menarik perhatian dirinya sendiri, yang kadang-kadang mengganggu penggermar yang mencintai lukisannya dan juga para pengkritiknya, karena perilaku “keteaterannya” yang eksentrik kadang-kadang membayangi hasil karyanya di perhatian publik.
9. Michaelangelo Buonarotti
Buonarotti
Nama : MichaelangeloBounarotti
Lahir : Italia, 6 Maret 1475
Wafat : 18 Februari 1564
Nama Ayah : Lodavinco
NamaIbu : Francesca
Profesi : Seorangpelukis, Pemahat, PujanggadanArsitekzaman Renaissance
PerjalananKarir :
Ayahnya menginginkan agar Michaelangelo berkonsentrasi ke profesi yang dianggap lebih mapan, namun Michaelangelo menyukai senirupa. Lalu dibina oleh Domenico Ghirlandaio (namun dengan suatu sebabMichaelangelo menolak hali ni) dan Bertoldo di Giovanni. Ghirlandaio kemudian merekomendasikannya kepada Lorenzo de Medici Ia lalu membuat beberapa karya yang cukup mengagumkan (untuk usianya yang masih belasan tahun), di antaranya:
• Madonna de la Salsa (1490-1492)
• Battle of the Centaurs (1491-1492)
Ciri perfeksionisme Michaelangelo mulai berkembang sejak kritik-kritik yang dilancarkan Lorenzo de Medici.
Setelah Lorenzo de Medici wafat, penggantinya, Piero de Medici bukanlah orang yang disenangi oleh Michaelangelo. Ia kemudian keluar dari binaan keluarga Medici dan melanjutkan karya-karyanya sendiri. Kepemimpinan Piero de Medici yang lemah membuat kota Firenze dikepung pihak Republikan, dan keluarga Medici terusir dari kota Firenze.
Pada masa ini, Michaelangelo membuat beberapa karya, antara lain:
• Wooden crucifix (1493) untukgereja Santa Maria del Santo Spirito
• Patungstudi Hercules darimarmer
cats
jkglh
Runtuhnya kekuasaan keluarga Medici memberi celah bagi ajaran pendeta Savonarola yang menentang kembalinya unsur seni klasikisme ke dalam Gereja. Seni Klasik dianggap mengandung banyak demoralisme, di antaranya banyaknya unsur erotisme dan gayisme (kebetulan model-model karya seni yang banyak berada di gereja adal ah lelaki).
Hal ini membuat Michaelangelo berusaha keluar dari pengaruh Firenze, dan berusaha menersukan profesinya di Venice, kemudian Bologna.Namun di dua kota ini, tidak adasatu pun yang mengenal kebesaran nama Michaelangelo. Jadi di kota ini Michaelangelo memulai karirnya dari bawah. Tetapi setelah bertahun tahun Micaelangeo berjuang, usahanya ini tidak sia sia karena pada tahun 1504 karya – karyanya mendapat apresiasi yang besar
Karya – KaryaMichelangelo :
Madonna and Child with the Infant St. John (TaddeiTondo), Il Putto Dormiente, Madonna de La Scalsa, Battle of Centaurs, Wooden crucifix, Bacchus, Pietà, PatungStudi Herkules, Fresko di Langit-Langit KapelSistina, Patungstudidaribeberapabudak, Fresko PengadilanTerakhir di dinding altar KapelSistina, Moses, ArsitekturBasilicia of San Lorenzo, Patung-patung di pemakamanBasilicia of San Lorenzo, Arsitektur Palazzo Farnes, Desainarsitektur Basilika Santo Petrus .

sumber : https://nopik9a.wordpress.com/2013/03/09/10-tokoh-pelukis-dalam-negeri-dan-luar-negeri/

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS ALIRAN SENI LUKIS

Seni lukis merupakan salah satu contoh seni rupa murni yang mengutamakan nilai estetika daripada nilai guna. Pada umumnya, sebuah karya seni lukis merupakan suatu gambaran atau ungkapan ekspresi dari seorang pelukis. Kebanyakan pelukis biasanya akan menemukan kepuasan tersendiri dengan karya yang ia hasilkan. Para seniman dapat secara bebas mengekspresikan diri dalam lukisan sehingga dihasilkan suatu karya yang memiliki nilai estetika yang tinggi.

Bagi penikmat lukisan, sebuah karya lukisan adalah keindahan yang menimbulkan decak kagum sehingga tidak jarang para kolektor sanggup mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit hanya untuk memiliki lukisan yang mencuri perhatiannya. Oleh karena itu, meskipun tidak memperhatikan nilai guna, karya seni lukis merupakan salah satu karya seni yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Source : dokumen pribadi

Lukisan merupakan seni rupa murni dua dimensi yang dituangkan dalam media lukis (kanvas, kertas, dls) dengan menggunakan alat lukis seperti cat, pensil, dan lain sebagainya. Dengan konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan efek pencahayaan dengan acuan estetika, maka terciptalah suatu karya lukisan yang dapat dinikmati keindahannya.

Pada dasarnya seni lukis memiliki fungsi entertain atau hiburan melalui nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh seni lukis berfungsi sebagai media sosial melalui sebuah gambar dan ekspresi seniman dalam upaya merespon berbagai aspek yang ada di lingkungannya melalui karya lukisan.

Jenis Aliran Seni Lukis

Sudah banyak seniman yang mendunia dengan karya lukisannya. Tanpa disadari, setiap karya dari beberapa seniman memiliki ciri khas dan gaya yang berbeda. Setiap pelukis memiliki alirannya masing-masing. Perkembangan seni lukis modern dimulai pada masa karya lukisan yang disebut impresionisme berkembang di Eropa dan kemudian mempengaruhi perkembangan seni rupa di dunia. Seiring dengan perkembangannya, munculah aliran-aliran seni lukis yang berpengaruh di dunia. Berikut beberpa aliran seni lukis yang terkenal di dunia :
  1. Romantisme
    Aliran romantisme merupakan aliran seni lukis yang mengungkapkan sebuah kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik dan istimewa. Karya aliran romantisme cenderung kaku dan statis. Berikut ciri-ciri aliran romantisme :
    1. Tema kejadian yang mengenaskan
    2. Ungkapan penuh gerak dan berlebihan
    3. Cenderung didramatisir
    4. Cenderung menggunakan warna-warna cerah.
  2. Realisme
    Aliran realisme cenderung menghasilkan karya yang mengungkapkan fenomena nyata yang terjadi di alam dan kehidupan yang dialami secara objektif. Aliran ini merupakan bentuk sanggahan terhadap aliran klasisme yang statis dan romantisme yang berlebihan. Berikut ciri-ciri aliran realisme :
    1. Cenderung sesuai dengan fakta-fakat dan sesuai dengan perbuatan alam
    2. Tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni
    3. Cenderung meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat menyerupai bentuk aslinya.
  3. Neoklasisme 
    Aliran neoklasisme hampir mirip dengan klasisme dan cenderung melanjutkan ciri khas klasisme. Aliran ini berkembang seiring dengan hadirnya beberapa seniman akademis yang sangat populer di zamannya. Berikut ciri-ciri aliran ini :
    1. Tema lukisan adalah istana dan melibatkan keluarga
    2. Pewarnaan sering berkembang
    3. Cenderung tenang dan lembut
    4. Terdapat gerakan pada objek benda.
  4. Klasisme
    Aliran klasisme lahir pada zaman Renaisance abad ke-14. Masa itu merupakan awal mula kembalinya pandangan dan kekaguman kaum penguasa, bangsawan, dan istana kepada seni klasik Yunani dan Romawi. Adapun ciri-ciri aliran ini adalah sebagai berikut :
    1. Penggambaran objek dibuat-buat dengan sendirinya
    2. Menerapkan teknik dekoratif untuk memperoleh objek
    3. Objek lukisan terkesan indah dan sopan.
  5. Naturalisme 
    Sesuai dengan namanya, aliran ini sangat memperhatikan keadaan alam. Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas. Ciri-ciri naturalisme antara lain :
    1. Tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi
    2. Mengutamakan unsur-unsur keindahan sehingga hanya keadaan alam tertentu yang menjadi objek lukisan.
    3. Tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata.
    4. Cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif.
  6. Art Deco
    Pada akhir perang dunia I, aliran ini sangat populer. Aliran ini merupakan penanda zaman dalam bentuk-bentuk arsitektur yang anggun. Aliran art deco cenderung menerapkan warna-warna cemerlang dan bentuk yang sederhana.
  7. Ekspresionisme
    Aliran seni lukis ini memandang dan mengungkapkan kebebasan jiwa sebagai dasar ungkapan yang ditungkan dalam sebuah kanvas. Dengan gaya seperti itu, aliran ini memiliki ciri-ciri :
    1. Mengutamakan tema berdasarkan kebebasan
    2. Cenderung selalu memberikan efek yang bisa diambil dari kasat mata.
  8. Kubisme
    Aliran kubisme mencoba mengungkapkan segala bentuk yang terwujud dari sebuah benda-benda geometris seperti kubus, bola, segitiga, kerucut, dan lain sebagianya. Aliran ini cenderung lebih banyak memakai kubus sebagai bentuk dasar untuk mewujudkan objek lain. Ciri-ciri aliran ini antara lain :
    1. Banyak memakai bidang ruang dan geometris
    2. Gambar yang dihasilkan cenderung terlihat ceria
  9. Primitivisme
    Aliran primitivisme cenderung berlandaskan pada sebuah objektivitas yang diinginkan. Gambar yang dilukis biasanya cenderung sangat sederhana, datar dan dua dimensi. Ciri-ciri primitivisme antara lain :
    1. Menggambarkan sebuah subjek dengan bagian yang sangat datar
    2. Cenderung sanat sederhana
    3. Terikat dengan kehidupan manusia zaman dahulu yang cenderung primitiv.
  10. Impresionisme
    Aliran seni lukis ini mengungkapan sebuah lukisan berdasarkan kenyatan alam yaitu murni yang berasal dari temuan objek alam sekitarnya dengan pertimbangan berdasarkan kondisi alam yang diinginkan. Ciri-ciri aliran ini antara lain :
    1. Karya cenderung tidak mendetail tanpa garis penegas
    2. Obyek yang dihasilkan agak kabur
    3. Obyeknya sangat alami.
  11. Abstrak
    Aliran seni lukis yang beranggapan bahwa dalam setiap gambarnya tidak ban yak bentuk yang tidak menyamai bentuk dari alam melainkan imajinasi dari sang seniman sendiri. Ciri-ciri :
    1. Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. 
    2. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.
  12. Fauvisme
    Fauvisme berasal dari bahasa Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar. Merupakan sebuah Aliran seni yang sangat mengungkapam kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya. Ciri-ciri :
    1. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan
    2. Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga keberadaan garis yang jelas dan kuat dapat dideteksi.
  13. Pointilisme
    Aliran seni luki yang mana sangat memanfaatkan teknik melukis dengan sebuah titik-titik sebagai ciri khas lukisannya dan yang mana merupakan kelanjutan dari tenik melukis impresionisme. Ciri-ciri :
    1. Objek warna-warni yang merupakan paduan berbagai macam warna-warna cerah.
    2. Objek terlihat bahwa warna cerah ini tersusun dari banyak titik-titik kecil berwarna kuning, hijau, dan biru.
    3. Dengan mengubah kombinasi titik-titik warna primer, pelukis pointilisme menciptakan ilusi bahwa mereka menggunakan banyak warna.
    4. Kumpulan titik-titik warna primer ini akan menghasilkan warna lebih cerah. dibandingkan saat pelukis mencampur warna pada palet untuk kemudian digunakan melukis. Kanvas putih di antara titik-titik dapat meningkatkan efek ini.
  14. Futurisme
    Futurisme adalah aliran seni yang mendukung perkembangan tipografi sebagai unsur ekspresidalam design dan juga Futurisme Aliran seni lukis yang mengimbangi segala sesuatu yang serba cepat dan dinamis dan lebih efisien .
  15. Pos Impresionisme
    Pos Impresionisme merupakan sliran berkelanjutan dari impresionisme yang lebih banyak mengejar pada cuaca.Cuaca ini sangat berpengaruh dalam hasil lukisannya tersebut. Ciri-ciri :
    1. Post-Impresionisme pertama-tama mendapat pengaruh dari gerakan Impresionisme
    2. Lukisan sangat berpengaruh pada lingkungan alam 3.Langsung menggambar pada objek yang langsung
  16. Surealisme
    Merupakan aliran seni lukis yang sangat menampilkan sosok natural yang diolah menjadi sebuah objek dalam alam mimpi. Ciri-ciri :
    1. Seni surealisme memiliki keyakinan bahwa karena bebas dari aturan, pikiran cenderung lebih imajinatif dalam ide-ide yang dihasilkannya.
    2. Kebanyakan seniman yang melukis dalam bentuk surealis, menggunakan asosiasi bebas menggunakan salah satu dari dua metode berekspresi, Absolute Surrealism dan Veristic Surrealism.
  17. Dadaisme
    Dadaisme merupakan aliran seni lukis dengan cara menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan. Ciri-ciri :
    1. Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras
    2. Cenderung menggambarkan kembali kearah primitif, kuno, magic, main-main, naïve.
  18. Pop art
    Pop art merupakan seni yang menggunakan obyek/benda yang populer sebagai subject-matter, dan berhubungan dengan imajinasi kebendaan di lingkungan sehari-hari. Ciri-ciri :
    1. Cenderung mengutamakan imajinasi di lingkungan
    2. Cenderung bersifat kebendaan
    3. Selalu menggunakan objek yang dianggap menarik
  19. Optik art
    Optik art merupakan aliran seni lukis yang memanfaatkan ilusi mata, yang mana ilusi tersebut bisa menjadi imajinasi. Ciri-ciri :
    1. Pada umumnya seni optik bertsifat abstrak, formal, dan eksak.
    2. Seni optik dengan wujudnya yang khas berupa susunan geometris berulang-ulang, merupakan semacam usaha untuk mengeksploitir kelemahan mata dengan ilusi ruang (dan terkadang gerak semu).
  20. Postmodernisme
    Postmodernisme mendasarkan pandangan pada hiper-realitas, mereka bisa sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang disebarkan melalui media. Ciri-ciri :
    1. Pemikiran selama era postmodernisme didasarkan pada dasar yang tidak ilmiah dan proses berpikir irasional sebagai reaksi terhadap modernisme.
    2. Sifat hirarkis dan terorganisir serta determinasi iptek menandai modernisme. Sebaliknya, postmodernisme didasarkan pada anarkisme, non-totaliter, dan ketidakpastian.
  21. Art Nouveau
    Aliran ini muncul sebagai sebuah bentuk reaksi terhadap industrialisasi dan gaya mesin yang dianggap dapat menghilangkan sifat manusiawi dalamkehidupan manusia. Aliran ini menganggap mesin dan teknologi telah mengambil alih dan mendominasi kehidupan manusia, maka dari itu ukiran dan ulir flora pun dibuat cenderung ‘berlebihan’ untuk menekankan keterampilan yang sifatnya sangat emosional. Ciri-ciri :
    1. Gambarnya terlihat sangat berlebihan
    2. Ukiran flora sangat cenderung berlebihan
    3. Terlihat sering menggunakan sifat manusiawi
  22. Constructivism 
    Constructivism adalah sebuah aliran yang berlandaskan pada suatu konstruksi yang mengatur suatu sistem sosial, yang ditandai oleh penggunaan metode industri untuk menciptakan object geometris. Ciri-ciri :
    1. Penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan hitam
    2. Gambar sebagai pengalaman visual yang terjadi secara serentak.
  23. Simbolisme
    Simbolisme adalah aliran yang menggunakan simbol (lambang) tertentu untuk mengekspresikan sebuah ide-ide menjadi sesuatu yang sangat menarik. Penganut simbolisme umumnya cenderung menyembunyikan makna tertentu di dalam karya mereka. Mereka juga mencintai bentuk-bentuk geometris.
  24. Monumentalisme
    Merupakan sebuah aliran seni yang berusaha untuk menimbulkan kesan peringatan pada sesuatu yang agung atau yang sangat mengagumkan .


    sumber : http://bahanbelajarsekolah.blogspot.com/2015/01/jenis-aliran-atau-gaya-melukis.html

Seni Bela Diri dalam Perspektif Islam

Bela Diri dalam Perspektif Islam

Anda Muslim atau muslimah? apakah anda mempelajari beladiri atau ikut masuk salah satu perguruan beladiri di tempat anda masing masing? berikut  ini adalah artikel mengenai beladiri dalam prespektif Islam.
Setiap kali disebut bela diri, entah mengapa selalu saja tergambar dalam benak kebanyakan orang tentang sesuatu yang berhubungan dengan keca­kapan dan kemampuan olah fisik semata. Padahal se­jatinya bela diri dapat diar­tikan dan dipahami dengan lebih luas lagi sebagai segala upaya, usaha, dan tindakan yang dilakukan seseorang untuk menjaga dan mem­pertahankan eksistensi (ke­beradaan) dirinya.

Dengan demikian, bela diri tidaklah terbatas pada pe­nguasaan atas keahlian seni bela diri tertentu saja. Pen­didikan—formal maupun nonformal—yang telah dan sedang dijalani dapat pula dikategorikan sebagai bela diri. Kenapa tidak? Bukankah pendidikan itu merupakan usaha membekali diri dengan berbagai pengetahuan agar mampu bertahan dalam ke­hidupan yang dari waktu ke waktu semakun tak menentu?

Islam sebagai ajaran mu­lia, sempurna, dan menye­luruh tak luput memberikan jalan keluar untuk meng­hadapi kemungkinan-kemung­kinan terburuk yang disebab­kan oleh anasir-anasir jahat. Begitu pula dalam membela diri, Islam telah mewajibkan setiap pemeluknya menuntut ilmu sebagai sarana pen­di­dikan diri agar tidak tersalah dalam menjalani kehidupan dunia yang akan menyebabkan kecelakaan menuju akhirat.

Yang jelas, sejauh ini tidak didapatkan satu bentuk seni bela diri pun yang diri­wayat­kan berasal dari Nabi, baik yang sahih, daif, bahkan maudhu’ sekalipun.  Padahal Nabi—berkebangsaan Arab, tentu saja mengenal seni bela diri dalam kelompok masya­rakatnya kala itu. Misalnya saja gulat. Nabi sendiri pernah memenangi ‘pertanding’ gulat. Akan tetapi, tetap belum ditemukan semacam pen­jelasan kalau Nabi mengan­jurkan gulat.

Uniknya, Islam menga­manatkan kepada para orang tua agar mengajari anak-anak mereka dengan keahlian-keahlian khusus, di antaranya memanah, menunggang ku­da—berkendaraan, dan be­renang. Tentu saja hal ter­sebut tidak termasuk dalam salah satu cabang seni bela diri manapun. Sekali lagi ini hanyalah membuktikan bahwa seni bela diri murni hasil dari tradisi suatu budaya tertentu.

Dikarenakan hal itu, dalam menyikapi seni bela diri—apa pun wujudnya—penting diper­hatikan pengaruh-pengaruh tradisi dari kebudayaan ter­tentu yang masih melekat dalam seni bela diri ber­sangkutan. Islam sebagai tatanan kehidupan yang ber­laku universal dan eternal (sepanjang masa) dalam menghadapi kreasi budaya yang bervariasi tidaklah me­nafikan semua, pun juga tidak memakbulkan segala. Selagi tidak berseberangan dengan kaidah, prinsip, dan ruh nilai-nilai Islam, seni bela diri sebagai produk kebudayaan bisa saja digiatkan.

Meskipun demikian, dalam praktiknya ada beberapa hal penting yang mesti diper­hatikan bagi para praktisi, penggiat, peminat, atau se­kadar penikmat pertunjukkan bela diri, antara lain:

Berbagai Perspektif

Pertama, sikap peng­hor­matan. Setiap seni bela diri mempunyai cara dan sikap penghormatan tersendiri da­lam kalangan internal, baik kepada sesama anggota, maupun kepada  para pe­ngajar. Sikap penghormatan ini berbeda antara tiap-tiap seni bela diri. Namun mereka memiliki satu kesamaan bahwa penghormatan itu dilakukan dengan gerakan tertentu seperti dengan mem­berikan isyarat tubuh—ta­ngan—dan membungkukkan badan. Kedua hal ini tidak dibenarkan dalam Islam.

Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub dalam Kitaab Al-Adaab menulis bahwa pada asalnya memberi salam—sebagai bentuk peng­hor­ma­tan—dengan isyarat adalah terlarang, karena hal itu termasuk kebiasaan ahlul­kitab. Sedangkan kita (baca; umat Islam) diperintahkan untuk menyelisihi mereka dan tidak ber-tasyabbuh (menye­rupai) perihal mereka. Tir­midzi telah meriwayatkan sebuah hadis tentang larangan memberi salam hanya dengan isyarat, karena hal ini meru­pakan syiarnya ahlulkitab. Tirmidzi menghukumi hadis tersebut sebagai hadis gharib.

Al-Hafizh Ibnu Hajar ber­kata tentang hadis itu bahwa dalam sanadnya terdapat kelemahan; akan tetapi Nasa’i meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad jayyid (bagus) dari Jabir secara marfuk, “Janganlah kalian memberi salam dengan cara yang dila­kukan orang Yahudi, karena salamnya mereka itu dengan kepala dan telapak tangan serta dengan isyarat.”

Akan tetapi, hadis ini terbantah oleh sebuah hadis yang diriwayatkan dari Asma’ binti Yazid, bahwa ia berkata, “Nabi melambaikan tangan­nya kepada para wanita de­ngan salam.”

Namun, hadis ini dipahami bahwa lambaian tangan be­liau sambil mengucapkan salam. Setelah menyebutkan hadis Tirmidzi, Imam an-Nawawi mengatakan, “Dalam hadis ini kemungkinan Nabi menyatukan antara peng­ucapan salam dengan isyarat tangan beliau. Yang me­nguatkan hal ini, bahwa Abu Daud pun meriwayatkan hadis ini, ia mengatakan dalam riwayatnya, “Beliau men­gucapkan salam kepada kami (para wanita).”

Al-Hafizh kembali menga­takan bahwa larangan mem­beri salam dengan meng­gunakan isyarat berlaku khu­sus bagi orang yang mampu mengucapkan salam secara indera—lisan— dan isyarat. Jika tidak mampu, maka memberi salam dengan isya­rat disyariatkan bagi orang yang sibuk dengan sesuatu yang menghalanginya untuk menjawab salam, seperti orang yang sedang salat, orang yang jauh atau orang yang bisu, demikian pula bagi orang yang tuli.

Kedua, pakaian seragam. Telah mafhum, setiap seni bela diri langsung dapat dikenali dari pakaian yang dikenakan oleh para pe­giat­nya. Terutama di saat latihan, lebih-lebih lagi tatkala atraksi atau dalam suatu per­tan­dingan. Bahkan, meskipun sama-sama satu jenis seni bela diri, namun jika berbeda aliran atau perguruan, pakaian yang dikenakan selalu saja harus berbeda. Bisa saja perbedaan itu dari segi model, atau paling tidak warna dan coraknya.

Pakaian seragam ini—seperti halnya seni bela diri itu sendiri yang berasal dari satu kebudayaan tertentu— juga sangat dipengaruhi oleh sosio-kultural seni bela diri bersangkutan. Secara umum, pakaian seragam dalam seni bela diri masih bersesuaian dengan regulasi Islam me­ngenai pakaian, seperti me­nutup aurat, tidak transparan sehingga menampakkan warna kulit dibalik pakaian, dan tidak pula ketat hingga menon­jolkan atau membentuk ang­gota tubuh tertentu.

Terdapat larangan yang keras dan laknat yang tetap dari Rasulullah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menye­rupai laki-laki.” Dalam lafaz lain, “Nabi melaknat laki-laki yang berperilaku layaknya perempuan dan perempuan yang berperilaku layaknya laki-laki.”

Penyerupaan itu bisa ter­jadi pada cara berpakaian, cara berbicara, dan terkadang cara berjalan dan semisalnya. Dapat pula kita pahami bahwa pakaian merupakan hal utama yang akan mem­pe­ngaruhi bagaimana sikap dan perilaku seeorang. Untuk itu, Islam sedini mungkin mela­kukan tindakan preventif dengan melarang penyerupaan yang akan mengakibatkan kekaburan identitas gender seseorang.

Ketiga, ikhtilath. Ikhtilath bermakna percampurbauran laki-laki dan perempuan dalam satu waktu, tempat, dan keadaan yang sama, di mana kecil sekali ke­mung­kinan untuk dapat mene­rapkan adab-adab islami yang mengatur interaksi lintas gender dalam Islam, seperti berpakaian sopan, menahan pandangan, dan beberapa hal terkait lainnya.

Adab-adab islami dalam hal interaksi lintas gender sulit diterapkan dan menjadi be­rantakan selama sesi lati­han ini. Bagaimana tidak, selonggar apapun pakaian yang dikena­kan, namun bila gerakan-gerakan yang di­pe­ragakan sedemikian atraktif, ditambah pula melihat dan memper­hatikan dengan sangat serius, mustahil kedua belah pihak dapat menjaga diri, walau dengan batas paling minimum sekalipun. Padahal Allah dalam Alquran di surat An-Nur ayat 30-31 secara khusus telah menitahkan agar kedua insane berlainan jenis ini untuk men­jaga pan­dangan satu sama lain.

Keempat, asabiah. Asabiah dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang lahir atas kebanggaan-kebanggaan berlebihan karena selain kebanggaan terhadap Islam. Kebanggaan-kebanggaan itu bisa berupa karena nasab (keturunan), suku, bahasa, negara, bangsa, dan se­jenis­nya. Asabiah juga bisa mun­cul dari kebanggaan karena perkumpulan, organisasi, yayasan, partai, jamaah, mazhab, dan semisalnya. Sederhananya, asabiah adalah paham kekelompokkan.

Dalam seni bela diri, asabiah sangat terasa dari segi aliran (baca kekhasan gerak) yang dianut suatu perkumpulan seni bela diri. Antara satu seni bela diri dengan lainnya sengaja untuk mempunyai ciri-ciri gerakan tertentu yang dalam beberapa hal terkesan dipaksakan untuk berbeda. Parahnya, seseorang bahkan tidak boleh tergabung dalam dua seni bela diri pada saat ber­sa­maan. Harus memilih salah satu, atau tidak kedua-duanya. Lebih aneh lagi, ada pula perkumpulan seni bela diri yang mengharamkan akse­soris-nya—seperti baju kaus— dipakai bagi yang bukan anggota.

Nyata sekali bagaimana kentalnya asabiah suatu perkumpulan seni bela diri dalam menjaga kewibawaan kelompoknya. Sedangkan di lain pihak Nabi sudah me­ngingat­kan,”Tidak termasuk golongan kami orang yang menyeru kepada asabiah, tidak termasuk golongan kami orang yang membunuh karena asa­biah, dan tidak termasuk golongan kami orang yang marah karena asabiah.” Bah­kan dalam riwayat lain dika­takan bahwa, “…matinya itu adalah mati jahiliah.”

Sebagai penutup, tak lupa pula di sini disertakan ca­tatan berharga untuk semua ka­langan tentang satu hadis yang kerap disalahartikan. Yaitu sebuah hadis dari Abu Hu­rairah, ia berkata, “Nabi bersabda, ‘Mukmin yang kuat itu baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.’” Hadis ini terlalu sering dipaksakan dengan pema­haman bahwa mukmin yang kuat itu adalah mukim yang kuat jasmani, badan, atau fisiknya. Kemudian digiring dengan penjelasan tambahan bahwa kekuatan fisik itu diperoleh melalui olah raga—diantaranya seni bela diri.

Perlu diperhatikan, hadis itu masih mempunyai sam­bungan, yaitu, “…dan setiap (kuat dan lemah) ada ke­baikan. Raihlah sunguh-su­nguh  apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan Allah dan janganlah menjadi tak berdaya. Jika engkau tertimpa musibah, maka jangan ka­takan, “Seandainya saya tadi melakukan ini dan itu.” Tapi katakanlah, “Allah telah me­nakdirkan. Apa yang dike­hendaki-Nya pasti terjadi.” Karena perkataan “law” (se­andainya), membuka peluang untuk setan.”

Imam An-Nawawi dalam Al-Minhaaj mensyarahkan penggalan hadis “Mukmin yang kuat itu baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah” dengan, “Yang dimaksud dengan kuat di sini adalah azam diri dan tekad yang kuat dalam u­rusan-urusan akhirat. Maka orang yang memiliki sifat ini (baca kuat) lebih banyak dan lebih tegar menghadapi musuh dalam jihad, bersegera ke­pada jihad, dan bergegas memenuhi jihad.

Orang dengan sifat ini juga memiliki azam membara dalam amar makruf nahi mungkar.  Juga bersabar terhadap segala cobaan dalam menggalakkan amar makruf nahi mungkar sembari merin­dukan perjumpaan dengan Allah. Ia sangat tekun salat, puasa, segala bentuk zikir, serta seluruh jenis ibadah. Rajin melaksanakan semua ibadah itu dengan ber­kesinam­bungan, dan semisalnya.”

Terhadap lanjutan hadis, “…dan setiap (kuat dan lemah) ada kebaikan…” Imam An-Nawawi kembali mengu­raikan, “Maknanya adalah kuat dan lemah itu, ada kebaikan pada masing-masing­nya dalam hal keimanan. Bahkan keimanan yang lemah dalam praktik ibadah seka­lipun—seperti mengingkari dan membenci dalam hati bagi yang tidak mampu merubah kemungkaran dengan tangan atau lisan dan ini adalah selemah-lemah ke­imanan(penj).”

Akhirnya, kita pun insaf dengan sabda Nabi tentang orang yang kuat bukanlah orang yang memenangkan perkelahian, tapi adalah orang yang yang mampu me­nahan amarah. Jelas sudah dari sekelumit penjelasan sebelum ini bahwa kuat atau kekuatan yang di maksud pada hadis-hadis yang sering di­comot sebagai pendukung dan pembenaran atas seni bela diri dan olah raga adalah sangat keliru. Padahal pen­jelasan para ulama lebih menekankan pada kekuatan dalam akidah yang me­lahir­kan kelurusan ibadah serta kegigihan dalam jihad.
 
Sumber : http://blog-beladiri.blogspot.com/2012/05/bela-diri-dalam-perspektif-islam.html

Seni Kriya

Seni Kriya
 

Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (hand skill) dengan memperhatikan aspek fungsional dan nilai seni sehingga Seni kriya termasuk dari karya senirupa terapan nusantara. Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya (kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan (kebutuhan emosional).  Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan. Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek fungsional.Tradisi membuat benda-benda seni kriya telah ada sejak zaman prasejarah. Dari temuan-temuan benda prasejarah diketahui bahwa manusia mulai menetap pada zaman Batu Muda (Neolitikum). Mereka telah mulai membuat benda fungsional untuk menunjang aktivitas mereka sehari-hari. Salah satunya adalah tembikar yang terbuat dari tanah lempung yang berfungsi sebagai wadah. Tembikar pada zaman ini telah memiliki hiasan berupa simbol-simbol atau lambang-lambang kehidupan spiritual yang dipercaya oleh masyarakat.Dalam perkembangan selanjutnya, seni kriya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya pada aspek fungsi semata tetapi berimbas pada peningkatan kualitas bentuk dan bahan serta corak hiasannya. Pada awalnya benda-benda tersesebut memiliki bentuk yang sederhana berkembang menjadi bentuk-bentuk yang beraneka ragam dan rumit. Demikian juga dengan hiasan yang semakin banyak, detail, dan bervariasi.
Pengertian Seni Kriya
Istilah “seni kriya‟ berasal dari akar kata "krya‟ (bahasa Sanskrta) yang berarti "mengerjakan‟; dari akar kata tersebut kemudian menjadi kata : karya, kriya, kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek. Dalam pengertian berikutnya semua hasil pekerjaan termasuk berbagai ragam keteknikannya disebut "seni kriya‟.(Timbul Haryono,2002).
Kata "kriya‟ dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft yang mengandung arti: energi atau kekuatan, arti lain suatu ketrampilan mengerjakan atau membuat sesuatu. Istilah itu diartikan sebagai ketrampilan yang dikaitkan dengan profesi seperti yang terlihat dalam craftsworker (pengrajin).
Pada kenyataannya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang; sebagaimana diketahui bahwa semua kerja dan ekspresi seni membutuhkan ketrampilan. Dalam persepsi kesenian yang berakar pada tradisi Jawa, dikenal sebutan kagunan. Di dalam Kamus Bausastra Jawa, kagunan adalah Kapinteran/ Yeyasan ingkang adipeni/Wudharing pambudi nganakake kaendahan-gegambaran, kidung ngukir-ukir.
Penjelasan itu menunjukan posisi dan pentingnya ketrampilan dalam membuat (mengubah) benda sehari-hari, di samping pengetahuan dan kepekaan (akan keindahan). Oleh sebab itu, sebuah karya (seni) dalam proses penggarapannya tidak berdasarkan pada kepekaan dan ketrampilan yang baik (mumpuni), maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk mnikmati karya tersebut sebagai karya seni ( I Made Bandem, 2002 ).
Fungsi Seni Kriya
Fungsi seni kriya sebagai salah satu karya seni rupa secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Hiasan (dekorasi)
Banyak produk seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan. Seni kriya jenis ini lebih menonjolkan segi rupa daripada segi fungsinya sehingga bentuk-bentuknya mengalami pengembangan. Misalnya, karya seni ukir, hiasan dinding, cinderamata, patung, dan lain-lain.
2. Benda terapan (siap pakai)
Seni kriya yang sebenarnya adalah seni kriya yang tetap mengutamakan fungsinya. Seni kriya jenis ini mempunyai fungsi sebagai benda yang siap pakai, bersifat nyaman, namun tidak kehilangan unsur keindahannya. Misalnya, senjata, keramik, furnitur, dan lain-lain.
3. Benda mainan
Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk seni kriya yang fungsinya sebagai alat permainan. Jenis produk seni kriya seperti ini biasanya berbentuk sederhana, bahan yang digunakan relatif mudah didapat dan dikerjakan, dan harganya juga relatif murah. Misalnya, boneka, dakon, dan kipas kertas.
Jenis-jenis seni kriya
Bentuk karya seni kriya Nusantara amat beragam. Beragam pula bahan alam yang digunakan. Dari sejumlah seni kriya Nusantara, ada yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional dan ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Jenis-jenis seni kriya menurut bahan yang digunakan dapat kita bagi sebagai berikut :
a. Kriya Kayu
Kriya kayu ialah suatu bidang kriya yang pekerjaannya membuat benda yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan kayu. Dalam kriya kayu, terdapat pekerjaan tingkat dasar yang merupakan tingkat permulaan. Kayu banyak sekali menghasilkan berbagai benda kerajinan, seperti topeng, wayang golek, furnitur, patung dan hiasan ukir-ukiran.


Miniatur kendaraan dari kayu

Gantungan Kunci dari kayu
b. Seni kriya tekstil
Istilah tekstil dewasa ini sangat luas dan mencakup berbagai jenis kain yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipres dan berbagai cara lain yang dikenal dalam pembuatan kain. Kain umumnya dibuat dari serat yang dipilin atau dipintal guna menghasilkan benang panjang untuk ditenun atau dirajut sehingga menghasilkan kain sebagai barang jadi. Ketebalan atau jumlah serat, kadar pilihan, tekstur kain, variasi dalam tenunan dan rajutan, merupakan faktor yang mempangaruhi terciptanya aneka kain yang tak terhitung macamnya.
Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari jenis, teknik, ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis kriya tekstil di Nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya batik dan karya tenun

c. Kriya keramik
Bahan dasar keramik adalah tanah liat. Benda keramik dibentuk dengan berbagai teknik, antara lain teknik cetak, lempeng, pijit, dan pilin. Setelah dibentuk, kemudian diberi hiasan. Jika sudah melalui proses pengeringan, dibakar dengan suhu tertentu.Keramik diproduksi untuk benda-benda hias atau benda pakai dengan keragaman variasi bentuk, misalnya guci, pot bunga, vas bunga, dan sebagainya. Daerah-daerah penghasil keramik tersebar luas di Nusantara, antara lain di Yogyakarta, Malang, Cirebon, dan Purwokerto.

d. Kriya logam
Kriya logam adalah kriya yang mengolah logam menjadi berbagai macam benda kerajinan. Mengolah logam biasanya dengan cara mengecor logam panas dengan cetakan. Cetakan ini bisa terbuat dari tanah liat, gips, pasir, atau logam juga.Kriya logam menggunakan bahan jenis logam, seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga, aluminium, dan kuningan. Produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan emas dan perak, patung perunggu, senjata tajam, peralatan rumah tangga, dan alat musik gamelan. Sekarang kriya logam dibuat dengan berbagai variasi bentuk.Teknik membuat kriya logam ada dua, yaitu teknik a cire perdue dan teknik bivalve.
* Teknik a cire perdue atau cetakan lilin, caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan lilin. Setelah membuat model dari lilin, model tersebut ditutup dengan menggunakan tanah, kemudian dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu, cetakan dibakar sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu. Apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang diinginkan.
* Teknik bivalve atau setangkap, caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu atau kayu.

e. Kriya kulit
Kriya kulit adalah jenis karya seni yang bahan bakunya menggunakan kulit. Kulit yang digunakan adalah kulit kerbau, sapi, kambing, buaya, dan ular. Kulit tersebut sebelum dipakai terlebih dahulu mengalami proses pengolahan yang panjang yaitu mulai dari pemisahan dari daging satwa, pencucian dengan cairan tertentu, pembersihan, perendaman dengan zat kimia tertentu (penyamakan), pewarnaan dengan warna yang diinginkan, perentangan supaya tidak mengkerut, pengeringan, dan penghalusan. Setelah itu, kulit baru dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang ditentukan.Hasil kriya kulit berupa tas, sepatu, wayan kulit, ikat pinggang, pakaian (jaket), dompet, tempat HP, dan alat musik rebana. Daerah penghasil kriya kulit antara lain Garut, Yogyakarta, dan Bali.

f. Kriya batu
Batu yang memiliki tekstur keras dan cenderung kaku untuk dibentuk ternyata dapat diolah menjadi seni kerajinan yang indah. Salah satunya berasal dari daerah Sukaraja, Sukabumi. Di daerah ini dapat dijumpai berbagai material batu yang telah diolah menjadi hiasan dan dekorasi rumah. Ada batu akik, jesper, fosil, dan batu-batu permata lainnya yang dibentuk menjadi hiasan dengan motif flora dan fauna.


Sedangkan jenis-jenis seni kriya berdasarkan teknik pembuatannya bisa kita bagi sebagai berikut :
1. Kriya Pahat atau Kriya Ukir
Jenis, bentuk, bahan, dan teknik dalam seni pahat sangat beragam, dari jenis ukir, patung, dan aneka kerajinan lainnya. Seni pahat selain menggunakan bahan kayu, juga menggunakan batu, aneka logam, emas, serta tulang dan kulit hewan. Bali merupakan daerah yang banyak menghasilkan seni pahat berupa ukiran, patung, hingga barang-barang kerajinan. Patung arca dengan bahan batu andesit juga dibuat di Bali. Bentuknya menyerupai benda-benda purbakala.Salah satu hasil dari seni pahat yang unik adalah wayang kulit dan wayang beber yang terbuat dari kulit binatang, serta wayang golek yang terbuat dari kayu. Kerajinan wayang kulit dan wayang beber terdapat di daerah Yogyakarta, Surakarta, dan Sragen. Sedangkan wayang golek banyak diproduksi di Jawa Barat.Di Jepara (Jawa Tengah) tersohor dengan seni ukir khas Jawa. Daerah lain di Jawa penghasil seni pahat dalam bentuk topeng, patung, ukiran, dan lain-lain adalah Kudus, Bojonegoro, dan Cirebon. Seni patung Suku Asmat dan Kamoro di Papua terkenal dengan kekhasannya, dengan bentuk dan ukuran yang beragam.Di Palembang, karya ukir kayu juga diwujudkan pada perabot rumah tangga dengan ciri khas menggunakan warna emas dan cokelat tua. Di Sumatra Utara, seni pahat masyarakat Batak selain berupa ukiran hias pada bangunan rumah adat, juga terdapat pada benda-benda yang berfungsi sebagai perlengkapan ritual.

2. Kriya batik
Proses pembuatan kain batik dapat dilakukan dengan teknik tulis, teknik cap, dan teknik lukis. Teknik batik tulis merupakan teknik yang paling banyak diterapkan di Indonesia. Selain di Jawa, batik juga terdapat di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Bali. Corak kain batik setiap daerah beraneka ragam. Corak batik Jawa umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna-warna yang beragam. Corak batik pesisir umumnya menunjukkan adanya pengaruh asing. Pekalongan merupakan penghasil batik yang terkenal dan termasuk dalam golongan batik pesisir. Daerah batik bercorak pesisir yang lain adalah Madura, Tuban, dan Cirebon. Batik daerah ini didominasi perpaduan warna yang kontras, seperti merah, kuning, cokelat, dan putih. Sedangkan Batik Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya umumnya menggunakan warna-warna redup, seperti cokelat, biru, hitam, dan hijau.
3. Kriya tenun
Indonesia adalah salah satu negara penghasil tenun terbesar terutama dalam hal keragaman corak hiasannya. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Yang membedakan keduanya adalah pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Pada songket ada tambahan benang emas, perak, atau benang sutra. Daerah yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat, antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi, Bali, Sulawesi Tengah, Toraja (Sulawesi Selatan), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, NTT, Flores, dan Maluku. Sedangkan penghasil songket yang terkenal, antara lain Aceh, Sumatra Barat, Riau, Palembang, Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, dan Maluku. Kriya tenun kebanyakan dipakai untuk selendang, sarung, kebaya, dan ikat kepala seperti pada pakaian adat. Bahan yang dipakai untuk membuat kain tenun ditentukan oleh ketersediaan alam daerah setempat. Di Sumbawa (NTT) semua produk kain tenun dibuat dari benang kapas. Kain songket berbahan benang sutra dapat dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Palembang, dan Bali, sedangkan yang berbahan dasar benang katun dapat dijumpai di Flores.

4. Kriya anyaman
Kriya anyaman di Indonesia sangat beragam, baik jenis, bahan, maupun bentuknya. Bahan untuk membuat anyaman kebanyakan dari kulit bambu, batang rotan, dan daun pandan. Bahan-bahan alam lainnya adalah pelepah pisang, enceng gondok, dan serat kayu.Teknik pembentukan anyaman adalah dengan memanfaatkan jalur lungsi (vertikal), jalur pakan (horizontal), dan jalur gulungan diagonal). Pembentukan pola motif anyaman diperoleh dengan cara memanfaatkan perbedaan warna.Kriya anyaman yang tersebar diNusantara terdiri atas bentuk-bentuk tradisional yang masih bertahan, pengembangan dari bentuk-bentuk tradisional, hingga bentuk-bentuk desain baru. Tasikmalaya (Jawa Barat) adalah salah satu pusat kerajinan anyaman dari berbagai bahan dan bentuk. Di Halmahera (Maluku) rotan diproduksi menjadi tas punggung. Di Papua, anyaman dapat ditemukan pada produksi gelang khas masyarakat Papua yang terbuat dari serat kayu dan batang anggrek hutan.


5. Kriya Bordir
Bordir merupakan kerajinan rakyat yang memerlukan ketekunan dan ketelatenan dalam pengerjaannya. Kerajinan ini telah tumbuh di beberapa daerah dengan motif dan rancangan khas daerah masing-masing. Awalnya kerajinan ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan pakaian kebaya wanita yang merupakan pakaian nasional Indonesia, tetapi adanya perkembangan dan penggunaan yang semakin meluas kerajinan ini menjadi bagian dari ciri khas motif pakaian untuk sholat seperti mukena, baju koko, dan selendang.






 

Sumber :blog-senirupa.tumblr.com/post/59619586015/seni-kriya

Seni Teater

Seni Teater 

Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.


    

Sejarah Teater
Kata tater atau drama berasal dari   bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti  seeing Place (Inggris).  Tontonan  drama  memang  menonjolkan  percakapan  (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu  memperagakan  cerita  yang  tertulis  dalam  naskah.  Dengan  demikian, penonton  dapat  langsung  mengikuti  dan  menikmati  cerita  tanpa  harus membayangkan.
 
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan  bahwa  teater  sudah  ada  sejak  abad  kelima  SM.  Hal  ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun  525-456 SM.  Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
 
Lahirnya  adalah  bermula  dari  upacara  keagamaan  yang  dilakukan para  pemuka  agama,  lambat  laun  upacara  keagamaan  ini  berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang  diucapkan  dengan  lantang,  selanjutnya  upacara  keagamaan  lebih menonjolkan penceritaan.
 
Sebenarnya   istilah   teater   merujuk   pada   gedung   pertunjukan, sedangkan   istilah   drama   merujuk   pada   pertunjukannya,   namun   kini kecenderungan  orang  untuk  menyebut  pertunjukan  drama  dengan  istilah teater.
 
1.  Mengapresiasikan Karya Seni Teater
Kegiatan   berteater   dalam   kehidupan   masyarakat   dan   budaya Indonesia  bukan  merupakan  sesuatu  yang  asing  bahkan  sudah  menjadi bagian  yang  tidak  terpisahkan,  kegiatan  teater  dapat  kita  lihat     dalam peristiwa-peristiwa  Ritual  keagamaan,  tingkat-tingkat  hidup,  siklus  hidup (kelahiran,   pertumbuhan   dan   kematian)   juga   hiburan.   Setiap   daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia  sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu  ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
 
 
2.  Pengertian Teater
 
arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.
 
arti  sempit  adalah  kisah  hidup  dan  kehidupan  manusia  yang diceritakan  diatas  pentas,  disaksikan  oleh  orang  banyak,  dengan media :  percakapan,gerak  dan  laku dengan  atau  tanpa  dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.
 
Teater  adalah  salah  satu  bentuk  kegiatan  manusia  yang  secara  sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan  dalam  suatu  karya  (seni  pertunjukan)  yang  ditunjang  dengan unsur  gerak,  suara,  bunyi  dan  rupa  yang  dijalin  dalam  cerita  pergulatan tentang kehidupan manusia.
 
Unsur-unsur teater menurut urutannya :
 
Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
Gerak  sebagai unsur  penunjang  (gerak  tubuh,gerak  suara,gerak  bunyi
   
dan gerak rupa)
Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)
 
 
Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia  sebagai  unsur  utamanya  dengan  unsur  -unsur  penunjang  dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.
 
 
 
3. Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya :
 
a.  Teater rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan , bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang   kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
 
b.  Teater Keraton yaitu   Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan   terbatas  dengan   tingkat   artistik   sangat   tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat dengan dewadewa . Contoh : teater Wayang
 
c.  Teater  Urban  atau  kota-kota.  Teater  ini    Masih  membawa  idiom bentuk rakyat dan keraton . teater jenis ini   lahir dari kebutuhan yang timbul    dengan    tumbuhnya    kelompok-kelompok    baru    dalam masyarakat    dan  sebagai  produk  dari  kebutuhan  baru  ,  sebagai fenomena modern dalam seni pertunjukan di Indonesia.
 
d.  Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan  sebagai  tipe  melainkan  sebagai  individu .  dalam  dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas. Pendukung    teater ini masih sedikit yaitu orang-orang yang  menggeluti  teater  secara  serius  mengabdikan  hidupnya  pada teater  dengan  melakukan  pencarian,  eksperimen  berbagai  bentuk teater untuk mewujudkan teater Indonesia masa kini.
 
 
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh  dan  berkembang  secara  turun  menurun.  Kegiatan  ini  masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan.   Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara   khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah dan terjaga dari berbagai gangguan.  Juga  ketika  panen,  sebagai  ucapan  terima  kasih  maka dilaksanakan  upacara  panen.  Juga  peringatan  tingkat-tingkat  hidup seseorang  (kelahiran, khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu  ditandai  dengan  peristiwa-peristiwa  teater  dengan  penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita,   dengan acara, tata cara yang unik dan menarik.
 
Teater  rakyat  adalah  teater  yang  hidup  dan  berkembang  dikalangan masyarat untuk memenuhi kebutuhan ritual dan hiburan rakyat.
 
ARTI DRAMA

  1. Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.
  2. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak
  3. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.

ARTI TEATER

  1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
  2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
  3. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.
AKTING YANG BAIK
 

Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Dialog yang baik ialah dialog yang :
  1. terdengar (volume baik)
  2. jelas (artikulasi baik)
  3. dimengerti (lafal benar)
  4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Gerak yang balk ialah gerak yang :
  1. terlihat (blocking baik)
  2. jelas (tidak raguragu, meyakinkan)
  3. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
  4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Penjelasan :
  • Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh
  • Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi katakata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
  • Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan berani.
  • Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah
  • Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.
     
     
    sumber : https://rcahyani13.wordpress.com/2013/11/02/seni-teater/